Setiap manusia adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT. Minimal manusia akan menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Setelah meninggal, ia akan ditanyai apa yang telah ia lakukan terhadap hidupnya oleh Allah SWT. Hal ini disadari atau tidak menjadi bagian dari diri manusia. Suatu kriteria standar bagi seorang pemimpin negara, mutlak mempunyai kesempurnaan baik dari segi fisik maupun intelektualnya. Pada masa Baginda Rasulullah SAW dan para Khulafaur Rasyidin, kriteria ini dijadikan sebagai kriteria pokok pada setiap pengangkatan pejabat negara. Untuk melihat lebih jauh tipe kepemimpinan idaman nan ideal, beberapa ciri pemimpin idaman berikut, sebagai sebuah potret utuh sang figur, pastilah harus diketahui terlebih dulu.
Pertama, membangun ekonomi kerakyatan. Istilah ekonomi kerakyatan sendiri menjadi begitu terkenal setelah bangsa ini dihantam badai krisis yang tak kunjung berlalu. Dimana seorang pemimpin harus dapat mengendalikan dan bertanggung jawab untuk pelaksanaan perekonomian disuatu negara, jangan sampai rakyat mengeluh kalau nilai-nilai kebutuhan pokok kita selalu naik. Kedua, menegakkan keadilan hukum. Ketidakadilan merupakan salah satu penyebab kehancuran umat-umat terdahulu. Pemimpin idaman harus bisa menciptakan suatu hukum yang netral. Ia juga harus tegas dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Di negara kita sendiri saat ini, hukum tidak berjalan dengan semestinya, banyak para koruptor yang masih bebas berkeliaran, sedangkan maling ayam saja, sudah terkena imbasnya dalam hukuman penjara.
Ketiga, menciptakan rasa aman. Seorang pemimpin idaman mutlak harus mampu melindungi rakyatnya dari ketakutan dan kecemasan, mulai dari ketakutan politik, ekonomi, budaya, sampai ketakutan moral. Hal ini jangan sampai seorang pemimpin malah besekongkol dengan musuh rakyatnya untuk mengikis habis nilai-nilai keharmonisan rakyat. Keempat, mengembangkan fungsi dialog. Rasulullah SAW adalah pemimpin teragung yang sangat mengedepankan dialog dan musyawarah.
RADAR BANJARMASIN, SELASA 14 APRIL 2009
0 COomEeNTS:
Posting Komentar