Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 100 plus 1 tahun ini menjadi hal yang sangat penting apabila nilai-nilai kebangsaan, persatuan dan kesatuan yang telah dirintis oleh Budi Utomo, dapat dijadikan suatu energi bagi langkah-langkah kita ke depan, sekaligus sebagai renungan dan evaluasi, sejauh mana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam setiap potensi, profesi, tugas dan tanggungjawab masing-masing individu warganegara Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hari Kebangkitan Nasional tahun ini diperingati dalam kondisi di mana mulai turunnya rasa bangga berbangsa dan bernegara Indonesia di kalangan warga negara Indonesia itu sendiri. Kondisi di mana orang di negeri ini lebih suka menggunakan barang-barang luar negeri daripada produksi dari negeri sendiri. Kondisi di mana makin merosotnya rasa bangga akan budaya Indonesia. Coba saja bisa kita lihat, anak muda sekarang ini lebih suka becelak atau bercermin mengikuti ala kebarat-baratan memakai kalung rantai, tindik dan segala aksesoris macamnya, tapi malu serta alergi kalau dimintai memakai kemeja batik. Keadaan ini sangat memprihatinkan. Budaya indonesia lebih dihargai di negeri orang daripada di negerinya sendiri. Bisa kita lihat halnya orang luar negri atau yang biasa kita sebut bule. Seberapa senangnya mereka memakai baju batik, seberapa takjubnya mereka mendengar suara gamelan dan merdunya suara kulintang di telinga mereka. Sementara untuk kita? Sangat bertolak belakang dari mereka. Sangat disayangkan, generasi muda saat ini sama sekali tidak mengerti budaya dan sejarah masa lalu bangsanya sendiri. Mau jadi apa bangsa ini di masa depan jika dipimpin oleh orang-orang yang tidak mengerti identitas bangsanya itu sendiri? Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang disegani oleh bangsa lain di dunia sebelum warga negaranya memiliki rasa bangga berbangsa dan bernegara Indonesia.

Jika kita telaah dengan sungguh-sungguh, semangat kebangkitan nasional di mata para pemuda kita dapat dijadikan landasan yang sangat kuat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan mendasar yang sedang kita hadapi saat ini. Jika dahulu kita memiliki musuh yang bernama penjajah, maka sekarang kita memiliki musuh bernama kemiskinan, pengangguran, korupsi, hutang, lemahnya penegakan hukum, lemahnya perekonomian dan rentannya keadaan politik dan keamanan. Kita harus bisa untuk memberantasnya bersama-sama. Dahulu kita bisa menaklukkan penjajah, sekarang kita tentunya harus bisa juga menaklukkan yang namanya kemiskinan, korupsi dan sebagainya. Mungkin hal-hal seperti itulah yang membuat hari Kebangkitan Nasional tahun ini dan seterusnya nanti, terasa istimewa. Paling tidak itulah yang harusnya kita rasakan bersama-sama. Semoga Allah selalu membimbing dan memberikan kekuatan lahir dan batin kepada para pemimpin dan rakyat Indonesia kedepannya, sehingga cita-cita terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia benar-benar dapat membuat seluruh rakyat Indonesia merasakan kehidupan yang lebih layak dari sebelumnya.

CuRh@t By : Muh@mm@d eRy Zulfi@n

RADAR BANJARMASIN, JUMAT 22 MEI 2009

0 COomEeNTS: