Pesta demokrasi yang berlangsung saat ini merupakan ajang uji kemampuan dan mental generasi tua dan muda untuk tampil dalam pergulatan kepemimpinan nasional. Melalui momentum ini dapat dilihat sejauh mana pengharapan masyarakat terhadap peranan kaum tua dan muda tersebut dalam membangun Indonesia. Bagaimana kita mensoali pemimpin tua dan muda? Dalam kebingungan memilih kriteria pemimpin, antara tua dan muda semua ini berawal dari ketidakpercayaan terhadap pemimpin tua, yang mewarisi nilai-nilai ketidakpekaannya terhadap rakyat. Terbukti ketika pemilu tiba, semua calon pemimpin hanya merebut hati rakyat saja dengan berbagai kata-kata yang manis, tapi bila sudah selesai pemilu, semua lupa pada janji dan menjauh dari rakyat.

Dengan adanya ketidakpekaan hati dan perasaan pemimpin tua dengan segala sepak terjangnya, maka generasi muda melihat hal ini sebagai peluang untuk memimpin. Pemimpin tua tidak sadar atas kemauan rakyat. Kalau mau jadi pemimpin, syarat utamanya adalah menanamkan kepercayaan terhadap rakyat dan selanjutnya mampu mengemban kepercayaan tersebut, baik itu pemimpin tua atau muda, karena masing-masing pada diri mereka mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pemimpin tua bisa lebih bijak, mampu mengendalikan diri dan mempunyai wawasan serta berpengalaman sedangkan pemimpin muda lebih punya banyak visi dan misi yang kreatif, lebih energik serta bersemangat.

Dengan kondisi bangsa saat ini, marilah kita tidak saling menyalahkan baik tua maupun muda itu sama saja kan, kita seharusnya saling membantu dan tidak saling menjatuhkan. Kalau mau jadi pemimpin yang dikenang, maka jadilah pemeimpin yang menggunakan etika, sopan dan bermoral serta berbudi luhur. Potensi anak muda bisa jadi berkembang karena ada orang tua diatasnya. Sudah saatnya para orang tua membuka jalan dan memberikan jalan untuk kaum muda berekspresi. Pemilu atau demokrasi kali ini diharapkan sekali bukan sekedar election tapi juga selection. Kriteria pemimpin yang dibutuhkan bangsa saat ini adalah yang memiliki ideologi jelas. Saat ini ideologi tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Kita harus dapat menyingkirkan pemimpin yang merusak negara, yang korup dan totaliter. Tidak peduli mereka berasal dari mana, tidak membedakan berusia berapa. Pada dasarnya banyak keinginan masyarakat yang memberikan kepercayaan pada pemimpin yang mengedepankan profesionalsime, etika politik, dan konsistensi perjuangan, serta membawa visi yang menjadi harapan semua pihak.

Keberanian kaum muda untuk unjuk gigi di tengah masih dominannya peran tokoh-tokoh senior di kancah politik nasional patut kita beri acungan jempol . Kelompok muda yang mewakili generasi baru yang penuh dinamika diharapkan membawa gairah dan terobosan baru yang mampu membawa perjalanan bangsa ini menuju pintu keberhasilan, mengejar ketertinggalan dari negara lain. Walau begitu, tidak sedikit yang memandang sinis tampilnya tokoh-tokoh muda dalam kancah politik nasional dengan berbagai alasan, tokoh muda disebut masih minim pengalaman, kurang bijaksana dalam mengambil keputusan dan sebagainya. Intinya, tokoh-tokoh senior masih meragukan kemampuan para pemuda, jika mereka benar-benar diberi mandat oleh rakyat menjadi pemimpin nasional. Biasanya Tokoh-tokoh senior sebagian besar telah merasakan bagaimana mendapatkan kekuasaan yang cenderung ingin mempertahankan apa yang telah mereka capai dan umumnya mereka konservatif.

Usia memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan seseorang bisa terpilih sebagai pemimpin atau tidak. Kondisi bangsa Indonesia yang hingga saat ini masih terlilit berbagai persoalan, sangat butuh pemimpin yang berani melakukan perubahan, dan itu bisa diharapkan dari pemimpin kita yang terpilih nantinya, baik itu tua ataupun muda, sama saja. Hal mutlak yang harus dimiliki kepemimpinan mendatang, tentu saja komitmen moral. Moralitas seorang pemimpinan nantinya haruslah bersih dari segala macam tindak KKN, bersikap adil dan mementingkan kesejahteraan rakyat. Kita nantikan saja, semoga kita akan kedatangan pemimpin sejati yang bukan lagi sekedar mimpi. Entah tua atau muda, terserah saja yang terpenting bangsa kita sejahtera.

CuRh@t By : Muh@mm@d eRy Zulfi@n

RADAR BANJARMASIN, KAMIS 30 APRIL 2009

0 COomEeNTS: