Suara adzan subuh yang menghempas di alam raya telah membuatku terbangun. Alhamdulillah ku ucap syukur karena aku masih di beri kesempatan olehNya untuk beribadah lagi di bumi ini. Aku pun bergegas untuk mengambil air wudhu. Sujudku tak lupa menghantarkanku ke dalam genggamanNya.

Paginya aku berangkat kerja, ku ambil motor ku yang kamarin minggu telah ku cuci bersih. Ku awali dengan Bismillah. Setiba di tempat kerja, aku mulai mengetik suatu laporan, lumayan kerjaanku hari ini agak sedikit. Jadinya pagi nanti jam 10.00 aku mau kepasar membeli boneka yang ingin ku hadiahkan untuk keponakanku. Hari ini dia berulang tahun, rasanya hampa bila aku tidak mengasihkan sesuatu kepadanya.

Jam pun sudah menunjukkan pukul 09.45. Aku minta izin kepada bos untuk keluar dari kantor kira-kira 1 jam saja pergi ke pasar. Alhamdulillah bos mengizinkan, hal ini karena saya cukup bagus dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikannya. Motor pun langsung ku naikki, tidak sabar lagi aku ingin sekali membelikan boneka untuk keponakan ku itu. Setiba di pasar, langsung saja ku cari boneka yang ingin ku beli, kebetulan si Dewi (keponakanku) suka sekali dengan boneka panda. Aku kelilingi semua daerah pasar, tapi aku tidak menemukannya, aku lelah. Aku lupa kenapa tadi tidak sempar berpikir, lebih baik ku cari di toko boneka saja. Tapi kalau aku pergi ke sana akan memerlukan waktu yang cukup lama lagi, sedangkan aku tadi izin cuman 1 jam saja. Aku pun menyerah. Gimana kalau nati saja ku berikan. Besok atau lusa.

Tapi aku tidak mau mengecewakan Dewi, beberapa bulan lalu aku sudah janji dengan dia, di hari ulang tahunnya inilah, waktu yang paling tepat untuk mengasihkanya. Aku pun berjalan kembali, tiba-tiba ditengah pasar aku melihat seorang kakek yang sedang mengemis karena kelaparan, aku tidak tega melihatnya, lalu ku beri uang 5000 rupiah, mungkin cukup untuk makan sekali pada hari itu. Kakek itu pun langsung mengusap kening ku.

Terimakasih Nak,” kata si kakek itu.

Sama-sama Kek,” jawabku.

Aku pun berjalan kembali, ku lihat sebuah langgar kecil di dekat toko obat. Lalu aku pun mendekat, ku ambil air wudhu, sekedar ingin menghilangkan rasa lelah. Ku letakkan jam tangan pemberian almarhum ayahku di atas pancuran. Segar air yang mengalir. Ku niatkan wudhu ini untuk sholat sunat duha. Kebetulan aku lama sekali tidak melaksanakan sholat sunah ini. Ketiaka masuk langgar kesegaran pun mulai memuncak. Aku ingin bertemu Sang Ilahi dengan kelemahan jiwaku.

Selesai berdoa, aku mulai mencari kembali boneka panda itu. Tidak jauh dari langgar, aku di kagetkan oleh suara seorang bapak-bapak, umurnya kira-kira 10 tahun di atasku, dia menanyakan seolah-olah kata yang tidak penting,

Jam berapa nak sekarang?” tanya sang Bapak.

Wah kok hal semacam itu di pertanyakan segala,” bathinku.

Mungkin dia sedang di kejar waktu juga untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Ku ulurkan lengan baju ku, kebetulan aku hari ini memakai baju lengan panjang. Aku kaget bukan kepalang jam ku tidak ada.

Masya Allah, aku bingung jam peninggalan dari ayahku, yang mugkin harganya sekitar 5 ratus ribuan itu lenyap. Dosa apa aku hari ini?” bathinku.

Aku berpaling seperti orang kebingungan, sampai tak sadar kalau bapak yang tadi, hilang di telan bumi, Aku sangat kaget sekali. Lalu baru terpikirkan sejenak, kalau jam tadi ku letakkan di atas pancuran air wudhu. Aku langsung berlari ke arah langgar. dan alhamdulillah jam itu masih ada, mungkin ini masih rezekiku. Setelah itu, aku langsung mencari bapak tadi, ya sekedar mengucapkan rasa terimakasih, untung saja ada bapak itu. Coba kalau tidak di tegur, mungkin jamku sudah lenyap.

Ya Allah terimakasih kau telah mengingatkan aku,” doaku dalam hati.

Hati ku pun bergetar dan bicara dalam hati, ”Siapakah dia?”

Lalu ku lirik arloji kesayanganku itu, sudah pukul 10.45. Waktu ku tinggal 15 menit lagi. Aku pun bergegas menuju ke parkiran. Tiba-Tiba tak di sengaja aku bertemu dengan kakek pengemis yag tadi. Ku senyumi dia, dia pun balas senyum, tapi entah akal sehat seolah-olah tidak dapat membaca. Kakek tadi sedang membawa boneka panda. Dan dia berkata kepadaku, “Nak, mau kah kau membeli boneka kesayangan cucu ku ini, terserah saja mau berapa dibeli? Kakek pingin belikan cucu kakek makanan”.

Ya Allah hati ku sedih, rasanya aku ingin sekali mengajak kakek dan cucunya itu makan-makan. Ku ambil dompet, ku serahkan uang 50.000an 4 lembar, Boneka itu masih bagus.

Wah apa ini tidak terlalu banyak nak?” kata si kakek.

Ambil saja Kek, insya Allah saya ikhlas”, jawabku.

Kemudian langsung ku ambil motor. Dan ku tengok ke belakang kakek dengan cucunya tadi cepat sekali pergi. Apa ini mimpi? Aku bingung hari ini. Jamku sudah menunjukkan pukul 10.55, berarti waktu ku tinggal 5 menit lagi. Ku naikki motor, ku nyalakan starter, langsung ku gas kendaraan dengan cepat.

Ketika di tengah perjalanan alangkah terkejutnya. Aku melihat kerumunan orang yang sedang melihat suatu kejadiaan. Aku berhenti dan mendekati tempat kejadian.Masya Allah bukan main aku terkejut, ternyata bapak-bapak yang menolongku tadi telah tersungkur kaku di atas aspal.

Aku bingung, aku baru saja menemui bapak itu dalam keadaan bernafas. Tidak tahunya ku temukan dia tanpa nyawa. Aku belum sempat mengucap terimakasih padanya. Aku pun berniat untuk membantu dan mengurus jenazahnya. Lalu aku langsung tanyakan pada orang yang melihat kejadian itu.

Bapak ini di tabrak siapa, pak?” tanyaku pada seorang saksi.

Oo bapak ini tadi lagi nyeberang, tiba-tiba ada sebuah truk berkecepatan tinggi lalu menabrak dia,” jawabnya.

Baru saja ya pak? kok aneh bapak ini di tabrak sama truk tapi darahnya sedikit saja yang keluar?” tanyaku lagi.

Gini nak, kejadiannya tadi sudah lama, kira-kira pukul 8 pagi tadi. Bapak ini ada kelainan jiwa, maka dari itu kami disini enggan menolongnya, kami kira dia ini masih hidup setelah di tabrak truk, soalnya hanya terserempet. Oleh karena itu, tidak terlalu parah lukanya setelah itu dia malah tertawa-tawa sendiri dan tertidur di trotoar, kan sudah menjadi kebiasaannya tidur di sembarang tempat , makanya kami disini tidak tahu kalau dia ini sudah meninggal,” kata orang yang melihat kejadian itu.

Mataku pun mulai mengeluarkan air, bapak yang menolongku tadi ternyata sudah tidak ada lagi.

Aku tiba di pasar saja pukul 10.00 pagi, kecelakaannya pukul 08.00 pagi, tidak masuk akal sama sekali. Siapakah dia? Apa orang gila atau malaikat atau aku yang gila? Kenapa aku yang ditemuinya? kenapa aku yang di tolongnya?” bathinku.

CuRh@t By : Muh@mm@d eRy Zulfi@n

BANJARMASIN POST, MINGGU 01 MARET 2009

1 COomEeNTS:

alhamdulillah ini adalah cerpen ane yang pertama kali diterbitkan di media massa banjarmasin post,,syukron ya BPOST